BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Kamis, 05 Agustus 2010

"Konsep Subnetting Dan Tabel Routing"

Subnetting adalah metode untuk membagi suatu network yang besar menjadi sub network-sub network yang lebih kecil, dengan cara mengorbankan sebagian host ID atau dengan cara meminjam bagian dari IP Address yang merupakan bagian host menjadi bagian network, agar bisa digunakan untuk membuat network ID tambahan.

Ketika kita berhubungan dengan komputer lain pada suatu jaringan, selain IP yang
dibutuhkan adalah netmask. Misal kita pada IP 10.252.102.12 ingin berkirim data pada
10.252.102.135 bagaimana komputer kita memutuskan apakah ia berada pada satu jaringan atau
lain jaringan? Maka yang dilakukan adalah mengecek dulu netmask komputer kita karena
kombinasi IP dan netmask menentukan range jaringan kita.
Jika netmask kita 255.255.255.0 maka range terdiri dari atas semua IP yang memiliki 3
byte pertama yang sama. Misal jika IP saya 10.252.102.12 dan netmask saya 255.255.255.0 maka range jaringan saya adalah 10.252.102.0-10.252.102.255 sehingga kita bisa secara langsung berkomunikasi pada mesin yang diantara itu, jadi 10.252.102.135 berada pada jaringan yang sama yaitu 10.252.102 (lihat yang angka-angka tercetak tebal menunjukkan dalam satu jaringan karena semua sama).
Dalam suatu organisasi komersial biasanya terdiri dari beberapa bagian, misalnya bagian personalia/HRD, Marketing, Produksi, Keuangan, IT dsb. Setiap bagian di perusahaan tentunya mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Dengan beberapa alasan maka setiap bagian bisa dibuatkan jaringan lokal sendiri – sendiri dan antar bagian bisa pula digabungkan jaringannya dengan bagian yang lain.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan satu organisasi membutuhkan lebih dari satu
jaringan lokal (LAN) agar dapat mencakup seluruh organisasi :
�� Teknologi yang berbeda. Dalam suatu organisasi dimungkinkan menggunakan bermacam
teknologi dalam jaringannya. Semisal teknologi ethernet akan mempunyai LAN yang
berbeda dengan teknologi FDDI.
Sebuah jaringan mungkin dibagi menjadi jaringan yang lebih kecil karena masalah performanasi. Sebuah LAN dengan 254 host akan memiliki performansi yang kurang baik
dibandingkan dengan LAN yang hanya mempunyai 62 host. Semakin banyak host yang
terhubung dalam satu media akan menurunkan performasi dari jaringan. Pemecahan yang
paling sedherhana adalah memecah menjadi 2 LAN.
�� Departemen tertentu membutuhkan keamanan khusus sehingga solusinya memecah menjadi
jaringan sendiri.
Pembagian jaringan besar ke dalam jaringan yang kecil-kecil inilah yang disebut
sebagai subnetting. Pemecehan menggunakan konsep subnetting. Membagi jaringan besar
tunggal ke dalam sunet-subnet (sub-sub jaringan). Setiap subnet ditentukan dengan
menggunakan subnet mask bersama-sama dengan no IP.
Pada subnetmask dalam biner, seluruh bit yang berhubungan dengan netID diset 1,
sedangkan bit yang berhubungan dengan hostID diset 0.
Dalam subnetting, proses yang dilakukan ialah memakai sebagian bit hostID untuk
membentuk subnetID. Dengan demikian jumlah bit yang digunakan untuk HostID menjadi lebih sedikit. Semakin panjang subnetID, jumlah subnet yang dibentuk semkain banyak, namun jumlah host dalam tiap subnet menjadi semakin sedikit.
NetID HostID
NetID SubNetID HostID
NetID Baru
Lama
Baru
HostID Baru
Gambar pembentukan subnet

Cara Pembentukan Subnet
Misal jika jaringan kita adalah 192.168.0.0 dalm kelas B (kelas B memberikan range
192.168.0.0 – 192.168.255.255). Ingat kelas B berarti 16 bit pertama menjadi NetID yang dalam satu jaringan tidak berubah (dalam hal ini adalah 192.168) dan bit selanjutya sebagai Host ID (yang merupakan nomor komputer yang terhubung ke dan setiap komputer mempunyai no unik mulai dari 0.0 – 255.255). Jadi subnetmasknya adalah 255.255.0.0 Kita dapat membagi alokasi jaringan diatas menjadi jaringan yang kebih kecil dengan cara mengubah subnet yang ada.
Ada dua pendekatan dalam melakukan pembentukan subnet yaitu :
1. Berdasarkan jumlah jaringan yang akan dibentuk
2. Berdasarkan jumlah host yang dibentuk dalam jaringan.

Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah jaringan yang dibutuhkan.
1. Menentukan jumlah jaringan yang dibutuhkan dan merubahnya menjadi biner.
Misalkan kita ingin membuat 255 jaringan kecil dari nomor jaringan yang sudah ditentukan.255 11111111
2. Menghitung jumlah bit dari nomor 1. Dan jumlah bit inilah yang disebut sebagai subnet ID Dari 255 11111111 jumlah bitnya adalah 8
3. Jumlah bit hostID baru adalah Host ID lama dikurangi jumlah bit nomor 2.
Misal dari contoh diatas host ID baru: 16 bit – 8 bit = 8 bit.
4. Isi subnet ID dengan 1 dan jumlahkan dengan Net ID Lama.
Jadi Net ID baru kita adalah Net ID lama + SubNet ID :
11111111.11111111.11111111.00000000 (24 bit bernilai 1 biasa ditulis /24)
Berkat perhitungan di atas maka kita mempunyai 256 jaringan baru yaitu :
192.168.0.xxx, 192.168.1.xxx, 192.168.2.xxx, 192.168.3.xxx hingga 192.168.255.xxx
dengan netmash 255.255.255.0.xxx menunjukkan host ID antara 0-255
Biasa ditulis dengan 192.168.0/24 192.168.0 menunjukkan Net ID dan 24 menunjukkan
subnetmask (jumlah bit yang bernilai 1 di subnetmask).
Dengan teknik ini kita bisa mengalokasikan IP address kelas B menjadi sekian banyak
jaringan yang berukuran sama.
Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah host adalah sebagai berikut :
1. Ubah IP dan netmask menjadi biner
IP : 192.168.1.0 11000000.10101000.00000000.00000000
Netmask : 255.255.255.0 11111111.11111111. 11111111.00000000
Panjang hostID kita adalah yang netmasknya semua 0 16 bit.
2. Memilih jumlah host terbanyak dalam suatu jaringan dan rubah menjadi biner.
Misal dalam jaringan kita membutuhkan host 25 maka menjadi 11001.
3. Hitung jumlah bit yang dibutuhkan angka biner pada nomor 1. Dan angka inilah nanti
sebagai jumlah host dalam jaringan kita.
Jumlah host 25 menjadi biner 11001 dan jumlah bitnya adalah 5.
4. Rubah netmask jaringan kita dengan cara menyisakan angka 0 sebanyak jumlah perhitungan nomor 3.
Jadi netmasknya baru adalah 11111111.11111111.11111111.11100000
Identik dengan 255.255.255.224 jika didesimalkan.
Jadi netmask jaringan berubah dan yang awalnya hanya satu jaringan dengan range IP dari 1-254 menjadi 8 jaringan, dengan setiap jaringan ada 30 host/komputer
Alokasi Range IP :
1 192.168.1.0 – 192.168.1.31
2 192.168.1.32 – 192.168.1.63
3 192.168.1.64 – 192.168.1.95
4 192.168.1.96 – 192.168.1.127
5 192.168.1.128 – 192.168.1.159
6 192.168.1.160 – 192.168.1.191
7 192.168.1.192 – 192.168.1.223
8 192.168.1.224 – 192.168.1.255
Nomor IP awal dan akhir setiap subnet tidak bisa dipakai. Awal dipakai ID Jaringan (NetID)
dan akhir sebagai broadcast.
Misal jaringan A 192.168.1.0 sebagai NetID dan 192.168.1.31 sebagai broadcast dan range
IP yang bisa dipakai 192.168.1.1-192.168.1.30.

Tabel Routing
Supaya router bisa melayani permintaan untuk meneruskan pengiriman data, maka router
harus mempunyai tabel yang dipakai sebagai patokan data ini harus saya kirim ke jaringan yang mana? Tabel yang dipunyai oleh router disebut sebagai tabel routing yang berisi NETID dan Default gatewaynya.
Destination Gateway Netmask Interface
10.252.108.0 0.0.0.0 255.255.255.0 eth0
0.0.0.0 10.252.108.1 0.0.0.0 eth0
Format :
Perintah-perintah yang berhubungan dengan Table Routing
# route –n
Digunakan untuk melihat list table routing
# route add –net default gw
Digunakan untuk menambahkan default routing dengan IP gateway IP_GTW.
# route add –net 192.168.1.0 netmask 255.255.255.0 gw 192.168.2.1
Digunakan untuk menambah jalur routing menuju ke jaringan 192.168.1.0/24 yang
melalui gateway 192.168.2.1.


Contoh :
Network Number : 10.0.0.0
Subnet Mask : 255.0.0.0
Dari network 10.0.0.0 tersebut, kita akan membaginya menjadi 8 buah subnet, maka jumlah bit yang harus dipinjam dari bagian host menjadi bagian network adalah :
8 = 2n maka n = 3
Network Address : 10.0.0.0 = 00001010.0000000.0000000.0000000
Subnet Mask : 255.0.0.0 =11111111.0000000.0000000.0000000
Subnet Mask baru : 11111111.1110000.0000000.0000000
Dengan demikian maka kita sudah memiliki 8 sub network baru hasil dari peminjaman 3 bit tadi, yaitu :
SubNetwork Address Range IP
1 00001010.0000000.0000000.0000000= 10.0.0.0 10.0.0.1 – 10.31.255.255
2 00001010.0010000.0000000.0000000= 10.32.0.0 10.32.0.1 - 10.63.255.255
3 00001010.0100000.0000000.0000000= 10.64.0.0 10.64.0.1 – 10.95.255.255
4 00001010.0110000.0000000.0000000= 10.96.0.0 10.96.0.1 – 10.127.255.255
5 00001010.1000000.0000000.0000000= 10.128.0.0 10.128.0.1 – 10.159.255.255
6 00001010.1010000.0000000.0000000= 10.160.0.0 10.160.0.1 - 10.191.255.255
7 00001010.1100000.0000000.0000000= 10.192.0.0 10.192.0.1 – 10.223.255.255
8 00001010.1110000.0000000.0000000= 10.224.0.0 10.224.0.1 – 10.255.255.255
Sampai disini cukup jelas gak nih, atau tambah pusing *sama dengan bang dong pusing juga he3*
Mari kita lanjutkan ….
Dari sub-network-sub-network tersebut diatas, maka :
1. Sub-network pertama dan terakhir tidak dapat digunakan, yaitu : 10.0.0.0 dan 10.224.0.0.
2. IP Address pertama dan IP Address terakhir dari masing-masing sub-network tidak dapat digunakan untuk host, karena :
a. IP Address pertama menjadi network ID bagi sub-network tersebut. Sebagai contoh : 10.32.255.255 (dari sub-network 2)
b. IP Address terakhir menjadi Broadcast Address bagi sub-network tersebut. Sebagai contoh : 10.63.255.255 (dari sub-network 2)

http://www.andimujahidin.com/2008/10/konsep-subnetting/

0 komentar: